Bedah Buku Maen Pukulan Betawi: Amanah Yang Mesti Terus Dijaga

02_01

Bertempat di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta telah digelar acara bedah buku Maen Pukulan Betawi karya GJ Nawi (26/7-2016). Momen diskusi yang langka ini digelar oleh O’ong Maryono Pencak Silat Award dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Gelarannya dihadiri oleh tokoh Betawi sekaligus tokoh silat Indonesia Eddie M Nalapraya, Dirjen Kebudayaan, DR. Hilmar Farid.

Untuk diskusinya menghadirkan narasumber:

  • JJ Rizal, Sejarawan, Komunitas Bambu
  • Henri Nurcahyo, Budayawan
  • Prof DR Yasmine Zaki Shahab, Ahli antropologi UI
  • Introduksi buku dan moderator: DR Rosalia Sciortino (Lia Sciortino Sumaryono)

Acara dibuka dengan prosesi palang pintu, sambutan-sambutan dari peneyelenggara, Eddie Nalapraya dan Dirjen Kebudayaan. Lalu dilanjutkan dengan penampilan maen pukulan, diskusi dan aksi maen pukulan oleh pegiat seni maen pukulan Betawi.

Dalam sambutannya Eddie Nalaparaya mengungkapkan tentang perkembangan pencak silat yang telah ada di 50 negara. “Buat di [pencak silat baru kali ini ada acara bedah buku seperti ini. Saya berharap di sekolah dari SD sampai SMA ada mata pelaran pencak silat, 30 tahun ke depan akan melahirkan orang yang bermental baik,” kata Eddie.

Sedangkan Hilmar Farid menuturkan, kentalnya unsur kebudayaan dalam pencak silat. “Maen pukulan Betawi dengan percampuran unsur budaya yang luar biasa perlu didokumentasikan dan dilakukan penelitian agar menghasilkan sesuatu yang baik dan berguna bagi bangsa,” ungkap Hilmar.

02_02

Sedangkan ajang bedah bukunya terlihat cair, narasumber yang terdiri dari beberapa latar belakang keilmuan mengulas buku dengan kritis, Yasmine Zaki Shahab menyoroti tentang pentingnya juga memberikan gambaran tentang kehiduan seorang pesilat mulai dari belajar sampai terkenal. Sedangkan Henri Nurcahyo dalam makalahnya menulis tentang maen pukulam Betawi yang menjadi indentitas penting kaum Betawi yang bersanding dengan kegiatan keagamaan. JJ Rizal menuturkan tentang maen pukul Betawi yang sejak dahulu diambil perannya oleh kaum mualim atau ulama. Ada aspek ahklak yang ingin dibangun.

Nah, bicara tentang buku GJ Nawi, jauh hari sebelum buku ini terbit saya sudah mengamati dan menantikannya. TahuN lalu dari sebuah media online, saya sudah membaca tentang akan terbitnya buku ini dan pada bulan Maret 2016 saya berhasil memilikinya. Berikut ulasan saya mengenai buku Maen Pukulan Betawi:

ULASAN BUKU MAEN PUKULAN BETAWI: ADA 317 ALIRAN MAEN PUKULAN

Besile di langgar bace Qur’an

Turun ke pelataran maen pukulan

Kalo naek kapal terbang, tidur ame bace buku sering saye lakuin. Nah, dua ari lalu (20/3), di atas pesawat dari Cengkareng – Yogya, pagi bute saye baca buku Maen Pukulan Pencak Silat Khas Betawi karya GJ Nawi aka Bang Gusman Natawidjaja.

Dalam buku ini dijabarkan dengan komplet sejarah maen pukulan Betawi. Bang Gusman melakukan penelitian terhadap maen pukulan Betawi selama bertahun-tahun. Sebuah usaha luar biasa dari pria kelahiran Betawi ini. Salut. Penelitian ini dilakukan lantaran adanya kecemasan akan punahnya maen pukulan Betawi. “Sejauh ini belum ada kajian komprehensif mengenai maen pukulan Betawi, mengingat begitu luas cakupan bidang yang terkait letak demografi, variasi budaya, dan alirannya,” bilang Bang Gusman.

Kajian pustaka dipadu dengan banyak narasumber, melalui tuturan lisan jadi senjata ampuh dalam menggali maen pukulan Betawi yang selama ini minim dari sisi informasi. Untunglah Bang Gusman masih bisa bertemu dengan pelaku atau pegiat maen pukulan Betawi, sehingga bisa digali mendalam tentang beragam hal ilmu bela diri ini. Betawi Pesisir (Foreland), Betawi Tengah (Midland), Betawi Pinggir dan Udik (Hinterland), menjadi obyek penelitiannya. Buat paham tentang maen pukulan Betawi dipakai metodolgi folklor. Folklor pada masyarakat Betawi aadalah sebagian dari kebudayaan Betawi yang tersebar dan diwariskan turun-temurun di antara orang-orang yang memiliki ciri kebudayaan Betawi.

Apa itu maen pukulan Betawi? Orang Betawi mengaitkan maen pukulan sebagai permainan yang melibatkan kontak fisik, serang bela dengan atau tanpa senjata. Di dalamnya terdapat unsur bela diri. Konteks kata maen punya makna di dalamnya ada unsur kesenangan. Dikatakan maen pukulan karena di dalamnya didominasi unsur pukulan. Filosofi maen pukulan memang menabukan main kaki atau tendangan. Kalaupun ada tendangan hanya sebatas pusar ke bawah.

Buku ini dibagi dalam 8 Bab. Jabarannya lengkap, mulai dari adanya 317 aliran maen pukul Betawi, riwayat maen pukulan Betawi,aliran maen pukulan Betawi berdasarkan cakupan wilayah, aksesori senjata, sampai glosari maen pukulan Betawi. Sumber pustaka yang banyak jadi kelebihan buku ini. Wawancara dengan narasumber yang kompeten menjadikan buku ini punya nilai informasi yang bisa dipertanggung jawabkan.

02_03

Jadi kalau mau tahu apa itu maenan Cingkrik, Beksi, Ki Ontong, Mustika Kwitang, Gombel, Ms Jalan Enam, Sabeni Tenabang dan lainnya, silakan simak buku ini. Buku karya Bang Gusman ini adalah harta kekayaan Betawi

yang wajib dijaga dan lebih penting lagi dipelajari agar dalam jiwa kita semakin cinta pada Betawi.

Buat bangsa Indonesia, buku ini memberikan sumbangan pengetahuan yang detail tentang pencak silat dari tanah Betawi. Apreasiasi tinggi buat karya bernas ini. Jayalah seni budaya Betawi. (Rachmad Sadeli/Foto: Rachmad Sadeli)