Ilmu bela diri pencak silat memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan ilmu bela diri lain. Gerakanya lebih luwes namun tegas. Sekilas ilmu bela diri ini mirip dengan tari-tarian.
Keindahan seni bela diri asli Indonesia ini biasanya dapat disaksikan di perguruan pencak silat di berbagai daerah di Indonesia. Tentunya dengan aliran yang berbeda-beda. Seperti daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri.
Untuk pertamakalinya, keindahan bela diri pencak silat ini hadir dalam ruang seni rupa. Ia hadir lewat lebih dari 40 karya dari 27 seniman patung dari berbagai daerah di Indonesia lewat pameran bertajuk “Ekspresi Keindahan Rasa dan bentuk dalam Gerak Pencak Silat” yang digelar di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki dari tangga 1 -15 Agustus 2015.
Karya pameran ini tentunya memiliki kekayaan dan keragaman dalam keindahan bentuknya. Karena pematung yang mengikuti pameran berasal dari berbagai daerah termasuk Sumatera, Jawa, Bali dan NTT.
Inda Citraninda Noerhadi, salah satu kurator mengatakan, negeri Indonesia adalah negeri yang kaya akan warisan budaya. Salah satu yang menjadi perhatian mereka adalah menghadirkan pencak silat ke ruang pameran.
“Ini merupakan sebuah langkah pionir, karena ia memiliki potensi kreatif bagi sumber inspirasi karya seni,” ungkap Inda.
Menurutnya, potensi yang dimaksud adalah di dalam pencak silat ada elemen gerak, ada elemen bentuk, dan ada elemen rasa serta emosi yang diekspresikan. Gerakan-gerakan pencak silat sangat kaya, seluruh tubuh adalah sebuah bangunan solid yang digerakkan dalam harmoni, memiliki kekuatan fisik sekaligus juga keindahan gerak.
Adapun sejumlah seniman yang mengikuti pameran ini antara lain Dwi. S. Wibowo, Egi Sae, Galang A.M, Handhika Ibnu S, Heru Siswanto