Sorotan tajam bola mata dengan posisi tubuh tegap berdiri, kedua tangan meregang ke sisi kiri dan kanan. Jari-jarinya begitu lihai melambai namun kokoh lagi indah. Lalu kaki kiri menekuk maju ke muka, sedangkan kaki kanan kokoh menopang seluruh beban badan.
Demikian itulah jurus sembilan dalam seni bela diri pencak silat. Kesenian asli Indonesia ini sukses tergambar pada sebuah patung karya pematung asli tanah air. Terlihat deretan patung berbaris indah mengelilingi galeri. Bukan cuma itu saja, galeri tersebut seperti arena dalam sebuah pertandingan bela diri. Beragam bentuk jurus pencak silat dapat dilihat dengan jelas diperagakan patung-patung di galeri ini.
Banyak jurus yang berhasil diwujudkan melalui seni keterampilan tangan tersebut. Mulai dari Jurus Bangau sampai Latak Bumi. Biasanya patung tersebut terbuat dari fiber glass. Bukan hanya itu saja, ada juga yang terbuat dari perpaduan kawat baja dengan besi seperti patung Menggiring Angin karya RW. Mulyadi.
Tengok juga karya Ilham Rohadi, dengan karyanya mengadopsi nama salah satu sikap yang ada dalam pencak silat yaitu sikap pasang tengah. Dua kaki kokoh berdiri agak ditekuk, posisi tubuh tegap dengan dada membusung. Mengisyaratkan ia selalu siap siaga menerima pukulan lawan.
Dengan pencahayaan merata dan bentuk di setiap patung yang mengagumkan membuat galeri terasa hidup. Pengunjung pun seakan diajak untuk ikut memperagakan gerakan berbagai macam jurus dalam kesenian asli nusantara ini. Tak kurang 35 patung dari 26 pematung asli Indonesia turut memeriahkan pameran ini.
Menuangkan pencak silat ke dalam bentuk patung bukanlah hal mudah. Dibutuhkan konsentrasi, kesabaran dan ketelitian untuk membentuk replika patung menyerupai jurus pencak silat. Lebih lagi pada pameran kali ini pengunjung dibawa agar dapat bisa mengagumi pencak silat dari sisi yang berbeda. Di samping itu, para pematung pun ingin menjadikan pameran kali ini sebagai inspirasi artistik dari seni mematung.
Pameran Seni Patung Pencak Silat “Ekspresi Keindahan Rasa dan Bentuk dalam Gerak Pencak Silat” oleh NGO Indonesia untuk Kemanusiaan dalam isu budaya. Diselenggarakan dalam rangka O’ong Maryono Pencak Silat Award di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki pada 2-15 Agustus.
Mengambil nama dari seorang pesilat Indonesia O’ong Maryono, pameran ini ingin menyajikan keindahan lain dari seni bela diri pencak silat. Sehingga, pencak silat tak hanya dinikmati segelintir orang tapi dapat juga dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu anggota tim penyelenggara, Lina Sari mengungkapkan, pameran ini merupakan bentuk penghargaan terhadap O’ong yang semasa hidupnya telah mengharumkan Indonesia dengan mengenalkan pencak silat ke dunia luar. Di sisi lain, ia pun menyayangkan, kini pencak silat ini kurang diminati masyarakat Indonesia. “Di negeri sendiri pencak silat masih kalah dengan seni bela diri negara lain, seperti aikido dan taekwondo.”
Patung tersebut tak hanya dipamerkan, tambah Lina, tapi juga dijual dan nantinya keuntungan penjualan akan didonasikan untuk para pesilat Indonesia. “Ini merupakan pameran pertama yang mengkolaborasikan seni bela diri dan seni patung yang ada di Indonesia,” Ungkap Lina (5/8).
Menurut pengunjung pameran, Mugiono, dengan mewujudkan gerakan pencak silat dalam sebuah patung. Hal itu bisa membuat Mugiono lebih mengenal pencak silat tanah air terutama gerakan dalam setiap jurusnya. “Baru pertama kali melihat gerakan pencak silat tapi ada di patung,” Katanya (5/8).