Sambutan O’ong Maryono Pencak Silat Award pada Pembukaan Soerabaia Martial Art Festival

Sorry, this entry is only available in Indonesian. For the sake of viewer convenience, the content is shown below in the alternative language. You may click the link to switch the active language.

09_01

Yang terhormat perwakilan pemkot Surabaya…

Yang terhormat teman-teman dari berbagai perguruan silat di tanah air

 

Pertama-tama saya mohon maaf karena kami tidak dapat menghadiri Festivalyang penting ini karena sedang berada di luar negeri. Kami juga ingin berterimakasih kepada  teman dan Guru MochamadAmien yang memungkinkan O’ong Maryono Pencak Silat Award ikut berpartisipasidalam even ini dan kepada Ibu Anik Wusari, Direktur lembaga yang mengelola O’ong Maryono Pencak Silat Award dan bersediamembacakan sambutan yang kami tulis. 

 

Untuk kami adalah sebuah kehormatan besar dapat menghadirkan semangat suamikami, Alm. O’ong Maryono, dalam festival yang dihadiri oleh beragam komunitasbela diri dari berbagai kota di Indonesia. Sebuah festival yang dilandasisemangat dan komitmen kita untuk terus menjaga keragaman yang ada dengan salingbelajar satu sama yang lain.

 

Bila masih hidup Mas O’ong akan sangat berbahagia melihat pencak silat mendapattempat di tengah beladiri-beladiri lain karena beliau mendedikasikan hidupnyauntuk mempromosikannya. Apalagi sebagai seorang Jawa Timur pasti bangga evenyang unik ini terjadi di Surabaya. Ketika kecil di Bondowoso Mas O’ong telahbelajar silat Madura dan Bawean sebelum menjadi anggota Elang Putih. Sesudahmemenangkan berbagai kejuaraan pada tingkat kawedanan beliau pindah ke Jakartadan dengan Keluarga Pencak Silat Nusantara menjadi juara nasional daninternasional di pencak silat, selain juga berkiprah di beladiri lainnyatermasuk Tae Kwon Do, Aikido dan Karate. Antara lain beliau dua kali juaradunia dan juara Sea Games  pencak silat dikelas bebas dan juara nasional Tae Kwon Do. 

 

Setelah mengakhiri masa atlit, beliau mengembangkan pencak silat diEropa dan Asia Tenggara dan menjadi pelatih tim nasional Brunei, Pilipina, danterakhir Thailand maupun mewakili PERSILAT dalam hubungan luar negeri. Selainberperan di film seni beladiri seperti Tutur Tinular, Saur Sepuh dan JakaSwara, Mas O’ong meneliti dan menulis mengenai pencak silat dan bukunya “PencakSilat Merentang Waktu” yang juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris, dan diakuisebagai sumber utama mengenai pencak silat di Indonesia, bahkan di dunia. Dalammasa terakhir kehidupannya, Mas O’ong sibuk mempromosikan  pencak silat sebagai bagian dari budayaIndonesia, antara lain dengan mengagas bersama teman-teman Forum Pencinta & Pelestari SilatTradisional (FP2STI)/Komunitas Sahabat Silat dan Malioboro PencakFestival sebuah pawai pesilat massal yang telah 3 kali diselenggarakan diYogyakarta. 

 

Agar visi Mas O’ong tetap dapat diteruskan setelah wafatnya karenakanker usus buntu pada bulan Maret 2013, kami dengan beberapa teman mengambilinisiatif menciptakan penghargaan khusus untuk mendorong pendokumentasi dan pelestarianpencak silat  dan dengan demikian mempromosikanaset budaya ini kepada khalayak yang lebih luas. Program hibah kecil tersebut,yang diluncurkan beberapa bulan lalu pada Haul pertama wafat Mas O’ong diPadepokan Pencak Silat, diberi nama ”O’ong Maryono Pencak Silat Award” untukmengenang beliau dan jasanya di dunia beladiri.

 

Untuk mengelola dana O’ong Maryono Pencak Silat Award yangberasal dari keluarga dan teman kami memilih Indonesia untuk Kemanusiaan (IKA).Selain IKA memiliki rekam jejak panjang sebagai pengelola danasumbangan-sumbangan pribadi maupun hibah dari beberapa organisasi donorinternasional, program-program yang didukung menjunjung tinggi kemanusian dankeanekaragaman budaya di Indonesia, nilai-nilai yang juga membekali pencaksilat. 

 

Secara lebih detail, pelamaran untuk menerima hibah kecil oleh O’ongMaryono Pencak Silat Award dibuka sepanjang tahun untuk siapa saja yangberminat meneliti atau menulis mengenai pencak silat di Indonesia maupun diNegara lain. Dana hibah ditujukan untuk membiayai kegiatan-kegiatanpenelitian, dokumentasi, penerjemahan dan publikasi mengenai pencak silattermasuk buku, rubrik di media elektronik, laporan jurnalistik atau laporanfotografi. Kriteria penerima dan bagaimana proses melamar dan seleksi dapatdilihat lebih terinci dalam leaflet yang dapat diambil di stan kami.

 

Walaupun Award baru berdiri enam bulan, tujuannya sudah mulaiterwujud. Pada Malioboro Pencak Festival bulan Juni yang lalu  di Yogyakarta telah diberikan Award pertama kepadaSdr. Gusman Natawidjaja untuk menyelesaikan penelitian mengenai pencak silatBetawi. Award yang kedua sedang dalam proses diskusi untuk diberika kepadaseorang peneliti dari Perancis yang perlu  melakukan adaptasi tesis mengenai pencak silatdi Banten untuk dijadikan buku untuk umum dalam versi bahasa Inggris danIndonesia. Yang ketiga kami harap akan mengenai teknik silat Minangkabau.Dengan demikian ternyata cukup banyak minat untuk mendokumentasi silat jika adakesempatan finansial maupun bantuan teknis dalam metodologi penelitian dan padaproses penerjemahan, lay-out dan penerbitan. Namun pra-syarat agar semua inidapat terjadi dan terus bergulir adalah publik menghetahui adanya kesempatanini. Oleh karena itu acara seperti festival Soerabaya ini sangat penting untukkami dan kami harap banyak yang mampir di stand kami, stan#3 untuk mendapatkaninformasi, sekaligus mengamati buku dan kaos. Siapa tahu habis promosi di sini,Award berikutnya akan pada studi silat Madura, Bawean atau aliran Jawa Timurlain! J

 

Terima kasih banyak.